Catatan Harian Musisi Galau

Catatan Harian Musisi Galau
My Second Book "Bride and Groom's Story

Wednesday 3 December 2014

H-3 Before The Show... (Ziarah ke makam (Alm) Bokap)

Selamat malam dunia...

H-3 menjelang hari yang paling special dalam hidup gue, semua urusan sudah hampir beres tinggal tugas gue untuk belajar bagaimana caranya ijab qobul. Di saat gue sedang mempersiapkan hal yang penting menjelang hari H, perasaan gue selalu gak enak seperti ada yang kurang dari semua persiapan gue ini.

Dan ternyata bener aja karena ternyata gue belum ziarah ke makam (Alm) Bokap gue, semua urusan udah beres tapi kalo belum ziarah kayanya belum afdol aja. Akhirnya saat gue dapet libur kerja gue langsung ke TPU Tanah Kusir tempat peristirahatan terakhir bokap gue.

Selasa tanggal 2 Desember 2014 jam 11 siang gue meluncur ke tanah kusir ditemani si vero (motor kesayangan gue) di sepanjang jalan gue dengerin lagu via handphone dengerin lagu "Ayah" Peterpan Feat Candil dan tanpa terasa air mata gue pun menetes. 

Jam 1 siang gue sampe di Tanah Kusir, di depan pintu gerbang gue beli kembang dan aer melati, kemudian langsung masuk ke dalam menuju lokasi kuburan bokap gue. Setelah sampe sana gue mengucapkan salam dan kemudian duduk di samping pusara beliau, dan petugas makam membersihkan rumput yang tumbuh di atas kuburan bokap gue.

 Petugas makam sedang mencabuti rumput

Setelah petugas makam selesai mencabuti rumput gue duduk di sebelah pusara bokap gue, kemudian gue menaburkan kembang dan aer melati dan doa-doa pun meluncur dari mulut gue. 

Sore itu langit begitu teduh dan angin berhembus secara perlahan, beralaskan plastik bekas kembang gue duduk di samping pusara beliau. Melantukan doa-doa yang indah kemudian bercerita tentang hari-hari berat yang sudah gue lewatin, tenang sekali saat itu serasa hanya gue berdua dengan beliau.

Terkadang ada rasa iri melihat teman yang lain bisa merasakan kehangatan antara ayah dan anak duduk bareng ayahnya di sebuah rumah makan dan bersenda gurau melewati malam atau melihat anak lain duduk di coffeshop sambil menyeruput segelas kopi hangat berdua ayahnya, indah sekali pasti rasanya dan yang bisa gue lakukan hanya duduk di samping pusara beliau dan mengusap nisannya. 


Saat merasa lelah dan terjatuh ingin sekali bercerita kepadanya sesekali berharap ia mengeluarkan petuah bijaknya agar gue selalu bisa berdiri tegak menjadi lelaki tangguh.

Terkadang terbesit tanya dalam hati kenapa gue bisa mengalami ini, kehilangan sosok ayah yang pada saat itu gue belum tau apa arti kehilangan, dan rasa kehilangan itu semakin terasa saat hari yang paling special di hidup gue akan segera tiba. 

Seandainya diberi kesempatan, ingin sekali rasanya beliau hadir di acara yang paling special dalam hidup gue sebagai saksi pernikahan, pasti saat itu akan menjadi hari yang paling special dalam hidup gue.


Ya Allah jaga ayahku, ia orang baik, aku akan selalu mengirimkan doa untuknya di sujud terakhir setiap sholatku, karena mendoakannya adalah caraku untuk memeluknya dari kejauhan. 

Titip rindu untuk ayahku...

  

Di mana … akan kucari
Aku menangis, seorang diri
Hatiku, slalu ingin bertemu
Untukmu, aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta
Aku ingin bernyanyi
Walau air mata di pipiku
Ayah dengarkanlah
Aku ingin berjumpa
Walau hanya dalam mimpi

Lihatlah .. hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah, aku ingin bertemu
Denganmu, aku bernyanyi

No comments: