Catatan Harian Musisi Galau

Catatan Harian Musisi Galau
My Second Book "Bride and Groom's Story

Friday 22 May 2015

Kita Sahabat Goes To Villa Kota Bunga Cipanas...



Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses seperti batu akik, supaya lebih mengkilat batu akik harus sering digosok, agar keindahannya bisa terlihat. Ini kenapa gue jadi bahas batu akik?

Bicara tentang persahabatan, menurut psikolog "Persahabatan yang berlangsung lebih dari 7 tahun maka persahabatan itu akan berlangsung seumur hidup". 

"Kita Sahabat" adalah sahabat-sahabat gue saat di bangku kuliah yang memulai kisah cerita dengan berjuang bersama untuk mendapatkan toga. Persahabatan kita pun sudah terjalin lebih dari 7 tahun dan gue berharap episode cerita ini terus berlanjut dan gak berhenti menciptakan cerita-cerita seru yang bisa gue tulis di blog ini sebagai album kenangan untuk anak cucu kita nanti. 

Sahabat-sahabat gue ini adalah Team Sukses yang berperan penting sebagai Wedding Organizer di acara pernikahan gue di bulan Desember tahun lalu. Kerja keras mereka yang membuat acara pesta pernikahan gue berjalan lancar.

"We-O Kita Sahabat"

Di bulan Mei ini ada beberapa tanggal merah, dan kita manfaatkan tanggal merah itu untuk refreshing bersama melupakan penat dan jenuhnya aktivitas yang itu-itu aja. Acara jalan-jalan kali ini sekalian merayakan ulang tahun salah seorang sahabat kita, sebut saja Angga. Salah satu sahabat gue ini ulang tahun tanggal 28 April 2015 kemarin. 

Setelah berembuk dan meeting yang tak berkesudahan via aplikasi Whatsapp hanya untuk menentukan lokasi tujuan, akhirnya kita memilih Villa Kota Bunga Cipanas sebagai tempat relaksasi.   

Rencana pun diatur, amunisi disiapkan, personil di kumpulkan, ternyata kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Karena tidak semua personil "Kita Sahabat" bisa ikut ambil bagian. Rencana awal kita menuju ke TKP dengan menggunakan 2 mobil, tapi karena ada beberapa sahabat gue yang berhalangan, akhirnya kita berangkat dengan 1 mobil, dan sahabat gue yang lain naek motor beboncengan menuju lokasi yang sudah ditetapkan. Oya, Travelling kali ini kita kedatangan anggota baru, karena adek ipar gue ikutan gabung dalam acara liburan kita kali ini.

Hari sabtu jam 7 pagi kita meluncur ke lokasi dengan pipi merona, hidung kembang kempis, hati riang dan tawa canda pun menggema di sepanjang perjalanan.

Menuju Puncak...

Sahabat gue yang naek motor pun tidak mau ketinggalan bergembira bersama, walau udara dingin dan macetnya jalanan menuju puncak sudah siap menyambut kedatangan mereka.

Keep Safety bro!

Jam setengah sebelas siang kita mendarat dengan ganteng di Mesjid At'tawun, Puncak. Kedatangan kita disambut gerobak tukang cilok dan suara merdu tukang gemblong yang menawarkan dagangannya. Kita pun bergegas menuju warung kopi di area mesjid. Segelas teh tarik dan kopi hitam menemani kita menikmati dinginnya cuaca pegunungan siang itu.

Santai sejenak

Sebelum melanjutkan perjalanan, gue berdua istri mengabadikan kenangan terlebih dahulu di halaman Mesjid At'tawun. 



Setelah puas beristirahat dan mengangatkan badan dengan segelas minuman hangat kita pun kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan, sebelumnya kita mampir ke Rumah Makan Padang untuk membeli lauk makan siang. Sekitar jam 12 lewat kita masuk ke dalam wilayah Villa Kota Bunga dan langsung janjian dengan penjaga Villa namanya Kang Eddy. Setelah menunggu beberapa lama Kang Eddy datang menghampiri kita dengan motor maticnya, dan menuntun kita menuju Villa.

Ternyata masalah saat itu menghampiri kita, karena villa yang ditunjukkan Kang Eddy berbeda dengan villa yang sudah kita booking sesuai kesepatan di awal. Usut punya usut ternyata Villa Micky yang seharusnya kita tempati masih ada yang menginap di sana dan kurang ajarnya si penyewa mau melanjutkan sewa tanpa peduli bahwa ada penyewa lain yang akan menempati villa itu.

Sang pemilik villa yang berdomisili di Jakarta kita coba hubungi berkali-kali via telepon tetapi tidak ada respon, dan kita tetep kekeuh mau bermalam di Villa Micky karena uang DP pun sudah terlanjur kita berikan di awal kesepakatan.

Akhirnya Kang Eddy berinisiatif memberikan kita villa lain yang suasana dan dekorasinya tidak jauh berbeda dengan Villa Micky, setelah muter-muter sampailah kita di Villa yang dimaksud. Setelah melihat-lihat ke dalam villa kita pun setuju untuk menyewa villa ini, dan uang pelunasan kita bayarkan ke Kang Eddy. 

Dari kasus di atas gue coba untuk berpositiv thingking, entah mengapa ketika "Kita Sahabat" travelling atau liburan, selalu ada saja cerita baru yang terkadang membuat kita tertawa saat mengingatnya. Yup, seperti motto "Kita Sahabat" karena kita selalu punya cerita. 


Villa Kota Bunga, Cipanas

Setelah meletakan tas ransel di kamar masing-masing, gue langsung melempar tubuh gue ke kasur yang empuk untuk melemaskan semua otot-otot dan pikiran gue yang sudah lama terkontaminasi oleh asap kendaraan bermotor yang terkutuk.

Sore hari gue terbangun karena suara merdu terdengar dari kamar sebelah, ternyata salah seorang sahabat gue sedang melatih otot tenggorokannya yang mengeluarkan suara hampir memekakan telinga (Ngorok). 

Matahari mulai bersembunyi di balik awan, senja pun mulai berganti malam, dinginnya udara pegunungan semakin menusuk tulang. Arang dan tempat pembakaran pun sudah mulai kita persiapkan. Yap, malam itu kita akan bikin acara Barbeque Party. 


Arang untuk bakar ayam sudah kita pesan di siang hari kepada Kang Eddy sang penjaga villa. Dengan semangat '45 layaknya mahasiswa yang sedang berdemo melawan pemerintah, kita pun mulai berjibaku mengipas dan membakar arang agar segera menyala dalam kegelapan malam.

Satu jam berlalu, arang hitam masih tetap saja hitam belum terlihat kepulan asap dan api yang menyala sebagai tanda ayam siap untuk diletakan di atas pembakaran.   

Saat kita hampir menyerah pada keadaan, tiba-tiba salah seorang sahabat gue, sebut saja Angga berinisiatif untuk mengambil kipas angin. Akhirnya semesta berpihak pada kita dan api pembakaran pun menyala lalu kita semua kompak mengucap "Alhamdulillah, jadi kita makan ayam"

 




 




Kepulan asap dari pembakaran dan wangi aroma ayam bakar sudah mulai merasuki ke dalam tubuh insan-insan yang sudah mulai bergelut dengan rasa lapar. Sate sosis yang menghitam dan ayam bakar yang bercampur pecahan arang menjadi menu makan malam kita saat itu.

Sosis Bakar

Ayam Bakar

Duduk lesehan menjadi pilihan kita untuk melewati malam, sambil menyantap ayam bakar dan menikmati sosis bakar. Beberapa orang menyebut ini yang dinamakan Indahnya Kebersamaan. 


Duduk Lesehan

Indahnya Kebersamaan

Malam yang panjang kita lewati dengan bersenandung bersama gitar telah berlalu, matahari pun muncul menampakan senyumannya, udara dingin masih tetap menyelimuti pagi yang sepi. Saat itu gue sedang berjuang melepaskan diri dari jeratan kasur yang terempuk. 

Kesunyian pagi itu tiba-tiba terusik oleh kedatangan tukang gemblong yang datang menawarkan dagangannya, dengan senyuman sederhana kita menolak penawaran tukang gemblong secara halus. 

Setelah cuci muka dan menghirup dinginnya udara pegunungan kita segera membuat sarapan, dan tugas membuat sarapan pagi ini dilakukan oleh salah satu sahabat gue, sebut saja Angga. Seorang anak muda yang berprofesi sebagai DJ dan ketua IRPP (Ikatan Remaja Pulang Pagi) cabang Rempoa dan sekitarnya. Pengalaman terdampar selama 2 tahun menjadi TKI di Riyadh dibuktikan dengan kepiawaiannya memasak Nasi Goreng dan Kwetiau untuk sarapan kita pagi ini.

Setelah berjibaku berhadapan dengan penggorengan dan bumbu dapur, Nasi Goreng dan Kwetiau Ijah sudah siap untuk kita santap.

Nasi Goreng Ijah

Time To Breakfast...

Nasi goreng telah tersedia, seraya melambaikan tangan mengajak kita untuk segera merapat. Tanpa basa-basi langsung saja ramai-ramai kita serbu sarapan yang dibuat oleh sahabat gue, sebut saja Angga, Sang Calon Menantu Idaman Stock Terakhir.

Berdoa dimulai...

 
Morning Breakfast

Selamat Makaaann...

Setelah perut terasa kenyang, kita pun beres-beres bersiap untuk meninggalkan villa, karena liburan kita akan segera berakhir. Entah kenapa kalo kita liburan waktu berjalan begitu cepat, tapi saat beraktivitas semua terasa berjalan begitu lambat. Sambil menunggu kedatangan Kang Eddy sang penjaga villa kita duduk-duduk si ruang tamu dan ketenangan kita saat itu kembali terusik oleh suara merdu tukang gemblong yang untuk kesekian kalinya datang menawarkan dagangannya. 

Setelah cek satu persatu kamar dan bawaan kita, dengan berat hati kita bersiap untuk kembali ke Jakarta, kembali menghadapi kenyataan hidup yang terkadang membuat kita rindu akan kebersamaan saat liburan. 

Ada satu ritual yang harus kita lakukan saat harus mengakhiri liburan, kita bersama-sama mengabadikan sebuah kenangan sebagai sebuah kisah klasik untuk masa depan.
 
Smile...

 Hohohoho...

 Senang Bersamamu

Bahagia selalu...

Perutnya Balapan

 Papah Jubun dan Bunda Fia

Kita Sahabat

Jarum jam menunjuk ke angka 1, dengan mengucap Bismillah kita meluncur kembali ke Jakarta, ternyata siang itu bertepatan dengan berakhirnya libur panjang akhirnya kita terjebak di kemacetan karena jalan sudah ditutup satu arah. Rasa bosan terjebak macet saat itu terobati oleh banyaknya tukang jajanan. Akhirnya tahu gejrot, baso cilok dan cakwe menjadi teman penunda lapar di saat macet

Ini Cakwe...

Setelah bersabar menanti macet selama satu jam, jalanan ke arah Jakarta sudah dibuka kembali. Kita pun segera melesat menuju Rumah Makan untuk memberi asupan gizi pada cacing-cacing di dalam perut yang sedari tadi tiada henti menuntut haknya.

 Rumah Makan Ayam Tulang Lunak


Perut sudah terasa kenyang dan penghuni perut sudah tenang kembali melanjutkan hidupnya, di tempat ini kita berpisah karena sahabat gue yang naek motor lewat arah Bogor, dan kita yang naek mobil masuk ke jalan bebas hambatan.

See you again...


Jalan bebas hambatan tak menjamin kita terbebas dari halangan, di sepanjang jalan menuju Jakarta kita kembali bertemu dengan mantan eh kemacetan. Menjelang magrib kita sampai dengan selamat di rumah (mertua) gue. Sebelumnya sungguh di luar dugaan ketika Papah jubun mau anterin gue, istri dan adek ipar gue sampe rumah. Semoga Papah Jubun dan Bunda Fia semakin banyak rezekinya, Amin

Berakhir sudah liburan Kita Sahabat kali ini, walaupun gak full team setidaknya otak kita sudah fresh kembali, sudah siap untuk melanjutkan hidup seperti biasanya. Sebelum menyelesaikan tulisan ini, beberapa hari lalu gue menerima broadcast message via BBM tentang arti sahabat, tulisan itu gue coba share di bawah ini.

"TENTANG SAHABAT"
Kadang-kadang sahabat yang suka traktir kita makan, bukan karena mereka berkelebihan tapi karena mereka meletakkan persahabatan melebihi uang...

Kadang-kadang sahabat yang rajin bekerja, bukan karena mereka sok pandai tapi karena mereka memahami akan tanggung jawab...

Kadang-kadang sahabat yang memohon maaf dulu setelah pertengkaran bukan karena mereka salah tapi karena mereka menghargai orang di sekeliling mereka...

Kadang-kadang yang sukarela membantu kita, bukan karena mereka berhutang apa-apa tapi karena mereka lihat kita sebagai seorang sahabat...

Kadang-kadang sahabat yang selalu SMS DAN WA anda, bukan karena mereka ga ada kerjaan tapi karena mereka INGAT PADA ANDA...

Satu hari, kita semua akan terpisah, kita akan terkenang obrolan dan impian yang pernah ada.

Hari berganti hari, bulan, tahun, hingga hubungan ini menjadi asing...

Satu hari anak-anak kita akan melihat foto-foto kita dan bertanya?
 

"Siapa mereka semua itu yah?".....

Dan kita tersenyum dengan air mata yang tidak kelihatan karena hati ini terusik dengan kata yang sayu, lalu berkata...


"DENGAN MEREKALAH ADA HARI YANG PALING INDAH DALAM HIDUP SAYA."
 

TERIMA KASIH SAHABAT........

Sampai bertemu di petualangan KITA selanjutnya, Karena KITA selalu punya cerita, karena KITA adalah SAHABAT...

Karena KITA selalu punya cerita...

No comments: